Selasa, 13 Mei 2008

TEROR TELEPON MERAH

Tampaknya dunia memang semakin kacau. Naiknya harga kebutuhan pangan, BBM yang semakin langka, situasi politik yang belum stabil, trus sekarang ditambah dengan adanya “terror telepon merah”, duuh bikin kepala jadi makin pusyiii….iiing.

Sudah pada tahu kan, masyarakat sekarang ini lagi dihebohkan dengan adanya telepon dengan layer merah. Konon katanya, barang siapa yang mendapat telepon atau sms dengan layar ponsel berwarna merah, maka si penerima akan mati seketika itu juga. Tentu saja masyarakat yang kebanyakan kwalitas gizinya kurang terjamin begitu mudah terpengaruh kabar yang kevalidannya pun belum dapat dipastikan tersebut.

Telepon merah memiliki beberapa versi cerita. Di sebagian daerah meyakini bahwa telepon merah tersebut merupakan praktik ilmu hitam atau semacam santet ganas, ada juga yang meyakini bahwa telepon merah adalah sarana pencarian tumbal. Di daerah lain meyakini bahwa layar ponsel merah tersebut berasal dari infrared dengan radius tinggi yang barang siapa terkena radiasinya akan mengalami kematian. Alasan yang terakhir ini mungkin lebih masuk akal, tapi bukan berarti menjadi pembenaran atas adanya isu tersebut.

Terlepas dari kerasionalan penyebab telepon merah, kita dapat menyimpulkan bahwa telepon merah tersebut bukan informasi yang valid dan berkwalitas. Kesimpulan tersebut saya dasarkan pada teori kereliabilitasan dari informasi itu sendiri. Sebuah informasi dapat dikatakan berkwalitas ketika informasi tersebut memilki kereliabilitasan yang tinggi.

Apa yang dimaksud dengan reliabilitas? Reliabilitas adalah kesamaan informasi tersebut darimanapun sumbernya dan kapanpun waktunya informasi tersebut tetap dapat mempertahankan konsistensinya. Sedangkan telepon merah tersebut memuat informasi berbeda dari sumber yang berbeda. Padahal masih berada dalam lintas waktu yang sama.

Sebagai mahasiswa, kita jangan mau dibohongi mentah-mentah oleh isu-isu semacam itu. Jangan –jangan isu tersebut diciptakan untuk memecah atau mengalihkan konsentrasi masyarkat. Sehingga mereka terlupa akan masalah riil yang sedang dihadapi saat ini. Bisa saja kan isu ini akhirnya mencegah tuntutan “TUGU RAKYAT” yang akan segera dilaksanakan.

So,,kesimpulan akhirnya adalah hati-hati dengan apa yang kita dengar karena tak semua yang kita dengar berarti kebenaran.

Tidak ada komentar: