Rabu, 14 Mei 2008

INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI FAKTOR UTAMA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN

Pengetahuan mengenai proses interaksi sosial tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang tidak penting. Karena dengan mengetahui proses interaksi sosial kita akan memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama manusia. Selain itu, kita akan memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.
Kedinamisan yang terjadi dalam masyarakat merupakan akibat dari adanya hubungan antar warga baik secara perorangan maupun melalui kelompok sosial. Dan tak selamanya hubungan itu berjalan tanpa kendala. Hanya dengan interaksi yang baik dan benarlah akan tercipta suatu tatanan kehidupan sosial yang baik pula.
Perlu kita ketahui interaksi yang terjadi di masyarakat tak hanya bersifat positif . karena setiap interaksi mempunyai suatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi. Bisa saja interaksi tersebut terjadi melalui persaingan, pertandingan, bahkan pertikaian dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial merupakan bentuk umum sekaligus dasar dari proses sosial. Kimball Young dan Raymond dalam bukunya yang berjudul Sociology and Social Life mengatakan bahwa “Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.”
Interaksi sosial dimulai pada saat dua orang bertemu. Namun perlu diingat sekedar pertemuan badaniah orang-perorangan tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya.
Berlangsungnya proses interaksi sosial didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Dalam bukunya yang berjudul “Faktor-faktor Dasar Interaksi Sosial dan Kepatuhan Pada Hukum” Soerjono Soekamto menyebutkan bahwa faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial. Walaupun di dalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks, sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor tersebut.
Interaksi sosial tidak akan terjadi jika tidak ada interaksi dengan diri sendiri. Dan menurut Mead interaksi dengan diri sendiri itu ditandai dengan adanya proses berfikir. Dengan berfikir individu memilih yang mana di antara stimulus yang tertuju kepadanya itu yang akan ditanggapinya. Sehingga kita tidak secara langsung menanggapi stimulus, tetapi terlebih dahulu memilih dan kemudian memutuskan stimulus mana yang akan ditanggapi.
B. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Adanya kontak sosial yang dapat berlangsung dalam 3 bentuk, sebagai berikut:
a. Antara orang-perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.
b. Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.
c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerjasama untuk mengalahkan partai politik yang ketiga di dalam pemilihan umum.
2. Adanya komunikasi
Arti terpenting komunikasi adalah jika seseorang memberikan taksiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak gerik badan atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut dan orang yang bersangkutan memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau orang-perorangan dapat diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang-orang lainnya. Tanpa adanya komunikasi kontak sosial tidak mempunyai arti apa-apa.
Dengan komunikasi memungkinkan terjadinya kerja sama. Akan tetapi, menurut Emory S. Bogardus, tidak selalu komunikasi menghasilkan kerjasama bahkan suatu pertikaian mungkin akan terjadi sebagai akibat salah paham atau karena masing-masing tidak mau mengalah.
C. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (corporation), persaingan (competition), akomodasi (accommodation), dan bahkan berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Adapun pendapat dari tiga tokoh sosiologi berhubungan dengan bentuk-bentuk interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1. Gillin dan Gillin, bentuk interaksi adalah:
a. Proses yang asosiatif (akomodasi, asimilasi, dan akulturasi).
b. Proses yang disasosiatif (persaingan, pertentangan).
2. Kimball Young, bentuk interaksi adalah:
a. Oposisi (persaingan dan pertentangan).
b. Kerjasama yang menghasilkan akomodasi.
c. Diferensiasi (tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan).
3. Tomatsu Shibutani, bentuk interaksi adalah:
a. Akomodasi dalam situasi rutin.
b. Ekspresi pertemuan dan anjuran.
c. Interaksi strategis dalam pertentangan.
d. Pengembangan perilaku massa.
1) Proses-proses Asosiatif
a) Kerjasama (Cooperation)
Ada lima bentuk kerjasama:
(1) Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.
(2) Bargaining: pelaksanaan perjanjian.
(3) Kooptasi: proses penerimaan unsur-unsur baru untuk menghindari goncangan stabilitas organisasi.
(4) Koalisi: kombinasi dua organisasi atau lebih dengan tujuan sama.
(5) Joint Venture: kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.
b) Akomodasi (Accomodation)
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya.
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, sebagai berikut:
(1) Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara individu dan kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial dan nila-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
(2) Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
Bentuk-bentuk akomodasi:
a) Coercion (adanya paksaan)
b) Compromise
c) Arbitration
d) Mediation
e) Conciliation
f) Toleration
g) Stalemate
h) Adjudication
2) Proses Disosiatif
a) Persaingan (Competition)
Menurut Gillin dan Gillin persaingan dapat diartikan sebagai proses sosial. Dimana individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Bentuk-bentuk persaingan:
(1) persaingan ekonomi
(2) persaingan kebudayaan
(3) persaingan untuk mencapai kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat
(4) persaingan karena perbedaan ras
Fungsi-fungsi persaingan:
(1) untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif
(2) sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan baik
(3) sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial
(4) sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk mengadakan pembagian kerja
Hasil suatu persaingan:
(1) perubahan kepribadian seseorang
(2) kemajuan
(3) solidaritas kelompok
(4) disorganisasi
b) Kontravensi (Contravention)
Merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk-bentuk kontravensi:
(1) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain
(2) Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum
(3) Melakukan penghasutan
(4) Berkhianat
(5) Mengejutkan lawan

Tidak ada komentar: